Senin, 17 Juni 2013

Cerita sex ini tercipta untuk terapi bagi para penderita impotensi

Cerita sex ini tercipta untuk terapi bagi para penderita impotensi dan gangguan masalah seputar ereksi.
bagi yang tidak punya masalah tersebut, dilarang baca.... bahaya gan (bener ga seh ???? ) auw ahkk...
ini nih cerita nya
sebuah pengalaman serta cerita sex aku bersama temanku. Gimana sih
cerita terapi seks yang akan aku ceritakan kali ini ? yuk
kita baca aja cerita berikut ini secara seksama. Kuliah jam terakhir di
kampus S di kawasan Jakarta Selatan baru saja berakhir. Jam menunjukkan
pukul 18.00 dan hari pun mulai gelap. Vani, mahasiswi semester 4
fakultas Ekonomi dengan rambut sebahu berjalan
meninggalkan kampus menuju halte depan kampus. Sesampainya di halte,
Vani merasa agar kurang nyaman. Mata para cowok penjual rokok dan si timer memelotinya seolah ingin menelanjanginya.

Tersadarlah Vani bahwa hari itu dia memakai pakaian yang sangat sexy.
T-shirt putih lengan pendek dengan belahan rendah bertuliskan WANT
THESE?, sehingga tokednya yang berukuran 36C seolah hendak melompat
keluar, akibat hari itu Vani menggunakan BH ukuran 36B (sengaja, biar
lebih nongol). Apalagi kulit Vani memang putih mulus. Di tambah rok
jeans mini yang digunakannya saat itu, mempertontonkan kaki jenjang
& paha mulusnya karena Vani memang cukup tinggi, 173cm.

”Buset, baru sadar gue kalo hari ini gue pake uniform sexy gue demi
ngadepin ujiannya si Hutabarat, biar dia gak konsen”, pikir Vani.

Biasanya Vani bila naik angkot menggunakan pakaian t-shirt atau kemeja
yang lebih tertutup dan celana panjang jeans, demi menghindari tatapan
dan ulah usil cowok-cowok di jalan. Siang tadi Vani ke kampus datang
numpang mobil temannya, Angel. Tapi si Angel sudah pulang duluan karena
kuliahnya lebih sedikit.

Vani tambah salah tingkah karena cowok-cowok di halte tersebut mulai
agak berani ngliatin belahan tokednya yang nongol lebih dekat lagi.
”Najis, berani amat sih nih cowok-cowok mlototin toked gw”, batin Vani. Dia gunakan bukunya untuk nutupi dadanya, tapi
mereka malah mengalihkan pandangan mesumnya ke pantat Vani yang emang
bulet sekal, nongol dan menonjol kayak keranjang jengkol.

Makin salah tingkahlah si Vani. Mau balik ke kampus, udah gelap
dan orang sudah pada pulang. Mau tetep di halte nungguin angkot, gerah
suasananya. palagi kalo naik bus yang pasti penuh sesak jam segini,
Vani tidak kebayang tangan-tangan usil yang akan cari-cari kesempatan
untuk menjamahi tubuhnya. Sudah kepikiran untuk naik taxi, tapi uang
tidak ada. Jam segini di kos juga kosong, mau pinjam uang sama siapa
bingung. Vani coba alternatif terakhir dengan nelpon Albert cowoknya
atau si Angel atau Dessy teman2nya yang punya mobil, eh sialnya HP
mereka pada off. ”Buset, sial banget sih gue hari ini.”

Mulailah celetukan mesum cowok-cowok di halte dimulai ”Neng, susunya mau
jatuh tuh, abang pegangin ya. Kasihan, pasti eneng keberatan hehe”.
Pias! Memerahlah muka Vani. Dipelototin si tukang ojek yang berani
komentar, eh dianya malah balas makin pelototin toked si Vani. Makin
jengahlah si Vani.

Tiba-tiba sebuah sedan BMW hitam berhenti tepat di depan Vani.
Jendelanya terbuka, dan nongolah seraut wajah hitam manis berambut cepak
sambil menyeringai, si Ethan. Cowok fakultas Ekonomi satu tahun di atas
Vani, berkulit hitam, tinggi besar, hampir 180cm.
”Van, jualan lo disini? Hehe”.Vani membalas
”Sialan lo, gue ga ada tumpangan neh, terpaksa tunggu bus. Than, anter gue ya” pinta Vani.

Vani sebenarnya enggan ikut bersama si Ethan karena dia terkenal suka
main cewek. Tapi, dilihat dari kondisi sekarang, paling baik memang naik
mobil si Ethan. Tapi si Ethan malah bilang ”Wah sory Van, gue harus
pergi jemput nyokap gue. Arahnya beda sama kosan elo”. ”Than, please
anter gue ya. Ntar gw traktir deh lo” rajuk Vani. Sambil nyengir mesum
Ethan berucap ”Wah kalo ada bayarannya sih gue bisa pertimbangin”. ”Iya
deh, ntar gue bayar” Vani asal ucap, yang penting bisa pergi segera dari
halte tersebut. ”Hehe sip” kata Ethan sambil membuka pintu untuk Vani.
Vani masuk ke dalam mobil Ethan, diiringi oleh pandangan sebel para
cowok-cowok di halte yang kehilangan santapan rohani. Mobil Ethan mulai
menembus kemacetan ibu kota.

”Buset dah lo Van, sexy amat hari ini”.
Kata Vani ”Gue sengaja pake uniform andalan gue, karena hari ini ada
ujian lisannya si Hutabarat, Akuntasi Biaya. Biar dia ga konsen, n kasi
gw nilai bagus hehe”.
”Gila lo, gue biarin bentar lagi, lo udh dient*tin sama tu abang-abang di halte haha” balas Ethan.
“Sial, enak aja lo ngomong Than” maki Vani.


Sambil mengerling ke Vani, Ethan berucap “Van, bayaran tumpangan ini,
bayar sekarang aja ya”. ”Eh, gue bawa duit cuma dikit Than. Kapan2 deh
gue bayarin bensin lo” balas Vani.
“Sapa yang minta diduitin Non” jawab Ethan.
“Trus lo mau apa? Traktir makan” tanya Vani bingung.
“Ga. Ga perlu keluar duit kok. Tenang aja” ucap Ethan misterius.
Semakin bingung si Vani. Sambil menggerak-gerakan tangan kirinya si Ethan
berkata ”Cukup lo puasin tangan kiri gue ini dengan megangin toked lo.
Nepsong banget gue liatnya”. Seringai mesum Ethan menghiasi wajahnya.
Seperti disambar petir Vani kaget dan berteriak ”BANGSAT LO THAN. LO
PIKIR GUE CEWE APAAN!!”. Pandangan tajam Vani pada wajah Ethan yang
tetap cengengesan. “Yah terserah lo. Cuma sekenyot dua kenyot doang gak apa kog Van.
Apa lo gue turunin disini” kata Ethan. Pada saat itu mereka telah sampai
di daerah yang gelap dan banyak gubuk gelandangan. Vani jelas ogah.
“Bisa makin runyam kalo gue turun disini. Bisa2 gue digangbang” Vani
bergidik sambil melihat sekitarnya. ”Ya biarlah si Ethan bisa
seneng-seneng bentar nggrayangi toked gue. Itung-itung amal. Kampret
juga si Ethan ini”. Akhirnya Vani ngomong
”Ya udah, cuma pegang susu gue doang kan. Jangan lama-lama” Vani ketus.
”Ga kok Van, cuma sampe kos lo doang” kata Ethan penuh kemenangan.
”Sialan, itu sih bisa setengah jam-an. Ya udhlah, biar cepet beres nih urusan sialan” pikir Vani.

Tangan kiri Ethan langsung terjulur meraih toked Vani sebelah kanan
bagian atas yang menonjol dari balik t-shirtnya. Vani merasakan
jari-jari kasar Ethan dikulit tokednya mulai membelai-belai pelan. Darah
Vani agak berdesir ketika merasakan belaian itu mulai disertai
remasan-remasan lembut pada toked kanan bagian atasnya. Sambil tetap
menyetir, Ethan sesekali melirik ke sebelah menikmati muka Vani yang
menegang nahan sebel tokednya diremas-remas. Ethan sengaja jalanin
mobil agak pelan, sementara Vani tidak sadar kalau laju mobil tidak
secepat sebelumnya, karena konsen ke tangan Ethan yang mulai
ngremes-ngremes aktif kedua bongkahan tokednya.

Nafas Vani mulai agak memburu, tapi Vani masih bisa ngontrol Birahi pengaruh
remasan di toked gede-nya ”Enak aja kalo gue sampe
terangsang gara-gara ini” pikir Vani. Tapi Ethan lebih jago lagi,
tiba-tiba jari-jarinya menyelusup kedalam t-shirt Vani, bahkan langsung
masuk kedalam BH-nya yg satu ukuran lebih kecil. Toked Vani yang sebelah
kanan terasa begitu penuh di telapak tangan Ethan yang sebenarnya lebar
juga. ”Ahh…!” Vani terpekik kaget karena manuver Ethan. ”Hehe buset
toked lo Van, gede banget. Kenyal lagi. Enak banget ngeremesinnya.
Tangan gue aja ga cukup neh,, hehe” ujar Ethan penuh nafsu.

Ethan nglanjutin gerakannya dengan menarik tangan kirinya beserta toked
Vani keluar dari BH-nya. Toked sebelah kanan Vani kini nongol keluar
dari wadahnya dan ter-expos full.
”Wuah..buset gede benerrrr. Pentilnya juga
masih pink, jarang diisep ya Van” kata Ethan vulgar.
”Bangsat lo Than. Kok sampe gini segala ciy” protes Vani berusaha mengembalikan tokednya kedalam BH-nya. Tangan Vani langsung ditahan oleh Ethan
”Eh, inget janji lo. Gue boleh ngremesin toked lo. Mo didalam BH kek, di luar kek, terserah gue”. Sambil cemberut Vani menurunin tangannya. Penuh kemenangan, Ethan
kembali menggarap toked Vani yang kini keluar semuanya.

Remasan-remasan lembut di pangkal toked, dilanjutin dengan belaian
memutar disekitar puting, membuat Vani semakin kehilangan kendali.
Nafasnya mulai memburu lagi. Apalagi Ethan mulai memelintir-melintir
puting pink Vani. Gerakan memilin-milin puting oleh jari-jari Ethan yang kasar berikan sensasi geli dan nikmat yang mulai menjalari toked Vani. Perasaan nikmat itu mulai muncul juga disekitar selangkangan. Perasaan geli dan getaran-getaran nikmat mulai menjalar dari bawah puser menuju ujung selangkangan Vani. ”Ngehek nih
cowok. Puting gue itu tempat paling sensitif. Gue mesti bisa nahan!”
membatin si Vani.

Tapi puting Vani yang mulai menegang dan membesar tidak bisa menipu
Ethan yang berpengalaman. ”Hehe mulai horny juga nih lonte. Rasain lo”
pikir Ethan kesenangan. Karena berusaha menahan gairah yang semakin
memuncak, Vani tidak sadar kalau Ethan sudah mengeluarkan kedua bongkah
tokednya. Tangan kiri Ethan semakin ganas meremas-remas toked dan
memilin-milih kedua puting Vani. Ucapan-ucapan mesum pun mulai mengalir
dari Ethan “Nikmatin aja Van, remasan-remasan gue. Puting lo aja udh
mulai gede, petanda ngaceng tuh. Ga usah ditahan birahi lo. Biarin aja mengalir. memek
lo pasti udah mulai basah sekarang”. Vani sebal mendengar ucapan-ucapan
vulgar Ethan, tapi pada saat yang sama ucapan-ucapan tersebut seperti
menghipnotis Vani untuk mengikuti libidonya yang semakin memuncak. Vani
juga mulai merasakan bahwa celana dalamnya mulai becek.

“Sial..memek gue mulai gatel. Gue biarin keluar dulu kali, biar gue bisa
jadi agak tenangan. Jadi habis itu, gue bisa nanganin birahi gue
walopun si Ethan masih ngremesin toked gue” pikir Vani yang mulai susah
menahan birahinya. Berpikir seperti itu, Vani melonggarkan
pertahanannya, membiarkan rasa gatel yang mulai menjalari memeknya
menguat. Efeknya langsung terasa. Semakin Ethan mengobok-ngobok
tokednya, rasa gatal di memek Vani semakin memuncak. “BUSETTT.... Cuma
diremes-remes toked gue, gue udah mo keluar”. Vani menggigit bibir
bawahnya agar tidak mendesah, ketika kenikmatan semakin menggila di
bibir memeknya. Ethan yang sudah memperhatikan dari tadi bahwa Vani
terbawa oleh birahinya, semakin semangat menggarap toked Vani.

Ketika melihat urat leher Vani menegang tanda menahan rasa yang akan
meledak di bawahnya, jari telunjuk dan jempol Ethan menjepit kedua
puting Vani dan menarik agak keras kedepan. Rasa sakit mendadak di
putingnya, membawa efek besar pada rasa gatal yang memuncak di memiaw
Vani. Kedua tangan Vani meremas jok kuat-kuat, dan keluar lenguhan
tertahan Vani “Hmmmffhhhhhhh….”. Pada saat itu, memek Vani langsung
banjir oleh cairan pejunya. Pantat Vani mengangkat dan tergoyang-goyang
tidak kuat menahan arus orgasmenya. “Oh..oh..hmmffhh” Vani masih
berusaha menahan agar suaranya tidak keluar semua, tapi sia-sia saja.
Karena Ethan sudah melihat Vani orgasme, keenakan karena
tokednya dipermainkan. “Hahaha dasar lonte lo Van. Sok ga suka. Tapi
keluarnya sampe kelonjotan gitu” Ngakak Ethan penuh kemenangan.

Nafas Vani masih tidak beraturan, dan agak terbungkuk-bungkuk karena
nikmatnya gelombang orgasme barusan. “Kampret lo Than” maki Vani
perlahan. “Lo boleh seneng sekarang. Tapi berikut ga bakalan gue keluar
lagi. Gue udah ga horny lagi” tambah Vani yang berpikir setelah dipuasin
sekali maka libidonya akan turun. Tapi, ternyata inilah kesalahan
terbesarnya. Beberapa saat setelah memeknya merasakan orgasme sekali,
sekarang malah semakin berkedut-kedut, makin gatal rasanya ingin
digesek-gesek. ”Lho, kok memek gue semakin gatel. Berkedut-kedut lagi.
Aduuuh..gue pengen memek gue dikontolin sekaraangg..siaall..” sesal Vani
dalam hati. Ethan seperti tahu apa yang berkecamuk dalam diri (dan
memek) Vani. Walaupun Vani bilang dia tidak horny lagi, tapi nafasnya
yang memburu dan putingnya yang semakin ngaceng mengatakan lain dari bibirnya. Ethan menghentikan mobilnya mendadak di pinggir jalan bersemak yang memang
sangat sepi, dan tangannya langsung bergerak ke setelan kursi Vani.

Tangan satunya langsung menekan kursi Vani agar tertidur. Vani yang
masih memakai seatbealt, langsung ikut terlentang bersama kursi.
”EEHHH…APA-APAAN LO THAN??” Teriak Vani. Tidak peduli teriakan Vani,
tangan kiri Ethan langsung meremas toked Vani lagi, sedang tangan
kanannya langsung meremas memek Vani. ”OOUUHHHH……….!!” lenguh Vani
keras, karena tidak menyangka memeknya yang semakin gatel dan
berkedut-kedut keras akan langsung merasakan gesekan, bahkan remasan.
Akibatnya, Vani langsung orgasme untuk kedua kalinya. Ethan tidak
tinggal diam, ketika badan Vani masih mengejang-ngejang, jari-jarinya
menggesek-gesek permukaan celana dalam Vani kuat-kuat. Akibatnya,
gelombang orgasme Vani terjadi terus-menerus.

”Oouuuhh…Aghhhh…Ouhhhhhhhh hh Ethaannnnn…!! Teriak Vani makin keras
karena kenikmatan mendadak yang menyerang seluruh selangkangan dan
tubuhnya. Kedua tangan Vani semakin kuat meremas jok, mata memejam erat
dan urat-urat leher menonjol akibat kenikmatan yang melandanya. Ketika
gelombang orgasme mulai berlalu, Vani mulai membuka matanya dan mengatur
pernafasannya. Rasanya jengah banget karena keluar begitu hebatnya di
depan si Ethan. ”Aseem, napa gue keluar sampe kaya gitu sih. Bikin
tengsin aja. Tapi, emang enak banget. Udah semingguan gue ga ngentot”
batin Vani.

Saat Vani masih enjoy rasa nikmat yang masih tersisa, Ethan sudah
bergerak di atas Vani, mengangkat t-shirt Vani serta menurunkan BH-nya
kekecilan sehingga toked Vani yang bulat besar terpampang jelas di depan
hidung Ethan. Tersenyum puas dan napsu banget Ethan berucap
”Gilaa..toked lo Van. Gede banget, mengkal lagi. Harus gue puas-puasin
ngenyotinnya ni malem”. Ethan langsung menyergap kedua toked Vani yang
putingnya masih mengacung tegak. Mulutnya mengenyot toked yang sebelah
kanan, sambil tangan kanannya meremas-remas & memilin-milin puting
yang sebelah kiri. Diisap-isap, lidah Ethan juga piawai menjilat-jilat
dan memainkan kedua puting Vani. Gigitan-gigitan kecil dipadu
remasan-remasan gemas jemari Ethan, membuat Vani terpekik ”Ehhgghh ahh..
ahh.. Ehhtanhnn.. kahtanya.. kahtanya cuma pegang-pegang..kok.. kok
sekarangg.. loh ngeyotin tohked guehh…ahh..ahh..” kata Vani sambil
tersengal-sengal nahan birahi yang naik lagi akibat rangsangan intensif
di kedua tokednya. Ethan sudah tidak ambil pusing ”Hajar bleh. Kapan
lagi gue bisa nikmatin toked kaya gini bagusnya”.

Sekarang kedua tangan Ethan menekan kedua toked Vani ketengah, sehingga
kedua putingnya saling mendekat. Kedua puting Vani langsung dikenyot,
dihisap & dimainin oleh lidah Ethan. Sensasinya luar biasa, Vani
semakin terhanyut oleh birahinya. Desahan pelan tertahan mulai keluar
dari bibir ranum Vani. Lidah Ethan mulai turun menyusuri perut Vani yang
putih rata, berputar-putar sejenak di pusernya. Tangan kanan Ethan
aktif membelai-belai dan meremas paha bagian dalam Vani. ”Aah..ah..
emhh.. emh..Than.. lo ngapahin sihh..” keluh Vani tak jelas. Dengan
sigap Ethan menyingkap rok mini Vani tinggi-tinggi. Memperlihatkan mini
panty La Senza Vani berwarna merah. Agak transparan, dibantu cahaya
lampu jalan samar-samar memperlihatkan isinya yang menggembung montok.
Jembi Vani yang tipis terlihat hanya diatas saja, dengan alur jembi ke
arah pusernya. ”Buseett..sexxyy bangett.. bikin konak gue ampir ga
ketahan.” syukur Ethan dalam hati.

Tanpa babibu lagi jari-jari Ethan langsung menekan belahan memiek Vani,
dan Ethan langsung mengetahui betapa horny-nya Vani ”Wah Van, memek lo
udah becek banget neh. Panty lo aja ampe njeplak gini hehe”. Vani cuma
bisa menggeleng-geleng lemah, sambil tetap menggigit bibir bawahnya,
karena jemari Ethan menenekan dan menggesek-gesek memeknya dari atas
panty. ”Thaan..than..singkirinn tangan lo doong….emh..emh..” keluh Vani
perlahan, tapi matanya memejam dan gelengannya semakin cepat. ”Wah,
harus cepat gw beri teknik lidah gue neh, biar si Vani makin konak hehe”
pikir Ethan napsu.

Cepat Ethan ambil posisi di depan selangkangan Vani yang terbuka. Kursi
Vani dimundurkan agar beri ruang cukup untuk manuver barunya. Paha Vani
dibuka semakin lebar, dan Vani nurut saja. Jemari Ethan meraup panty
mungil Vani, dan membejeknya jadi bentuk seperti seutas tali sehingga
masuk kedalam belahan memek Vani. Ethan mulai menggesek-gesekkan panty
Vani ke belahan memiawnya dengan gerakan naik turun dan kiri kanan yang
semakin cepat. ”Aah.. aahh…ehmm..ehhmm.. uuh.. hapaan itu Etthann ahh…”
desah Vani keenakan, karena gesekan panty tersebut menggesek-gesek bibir
dalam memeknya sekaligus clitorisnya. Ethan juga semakin konak melihat
memek Vani yang terpampang jelas.
Dua gundukan tembem seperti bakpau, mulus tanpa ada jembi di sekelilingnya, cuma ada dibagian atasnya saja.

”Van, memek lo ternyata mantap & montok banget. Pasti enak kalo gue
makan neh. Apalagi sampe gue genjot nanti hehe” ujar Ethan penuh nafsu.
Panty Vani dipinggirkan sehingga lidah Ethan dengan mudah mulai
menjilati bibir memiaw Vani. Tapi sebentar saja Ethan tidak betah dengan
panty yang mengesek pipinya. Langsung diangkatnya pantat Vani, dan
dipelorotkan panty-nya.

Kini antara Ethan dan memek Vani yang tembem dan mulus, sudah tidak ada
penghalang apa-apa lagi. Ethan langsung menyosorkan mulutnya untuk mulai
melumat bakpao montok itu. Tapi, Vani yang tiba-tiba memperoleh
kesadarannya, karena ada jeda sesaat ketika Ethan melepaskan pantynya,
berusaha menahan kepala Ethan dengan kedua tanggannya. ”Gila lo Than, mo
ngapain lo?? Jangan kurang ajar ya. Bukan gini perjanjian kita!” ujar
Vani agak keras. Tapi kedua tangan Vani dengan mudah disingkirkan oleh
tangan kiri Ethan, dan tanpa dapat dicegah lagi mulut Ethan langsung
mencaplok memek Vani. Ethan melumatnya dengan gemas, sambil sekali lidah
menyapu-nyapu clitoris dan menusuk-nusuk kedalam memiaw. Bunyi
kecipakan ludah dan peju Vani terdengar jelas. Konak Vani yang sempat
turun, langsung naik lagi ke voltase tinggi. Kepala Vani mengangkat dan
dari bibirnya yang sexy keluar lenguhan agak keras.

”Ouuuffhhh….eeahh…ah. .ah lo apain mehmmek gue Thann..” erang Vani nyaris setengah sadar.

Rasa gatal yang hebat menyeruak dari sekitar selangkangannya menuju
bibir-bibir memeknya. Rasa gatal itu mendapatkan pemuasannya dari
lumatan bibir, jilatan lidah dan gigitan kecil Ethan. Tapi, semakin
Ethan beringas mengobok-obok memek Vani dengan mulut, dibantu dengan
ketiga jarinya yang mengocok lubang memek Vani, rasa gatal nikmat itu
malah semakin hebat. Vani sudah tidak dapat membendung konaknya sehingga
desahan dan erangannya sudah berubah menjadi lenguhan.

” OUUHHHHG….. HMMPPHH… ARRGGHH.. HAHHH.. OUHHH..”.

Kepala Vani menggeleng ke kiri dan kanan dengan hebatnya. Kedua
tangannya menekan kepala Ethan semakin dalam ke selangkangannya.
Pantatnya naik turun tidak kuat menahan rangsangan yang langsung
menyentuh titik tersensitif Vani. Rasa ogah & jaim sudah hilang sama
sekali. Yang ada hanya kebutuhan untuk dipuaskan.

”ETHAANN…GILLAA… HOUUUHHH.. ENAAKK…. THANN…AHHH” Vani semakin keenakan.

Ethan yang sedang mengobok-obok memek Vani semakin semangat karena memek
Vani sudah betul-betul banjir. Peju dan cairan pelumas Vani membanjir
di mulut dan jok mobil Ethan. Jempol kiri Ethan menggesek-gesek clitoris
Vani, sedang jari-jari Ethan mengocok-ngocok lubang memek dan G-spot
Vani dengan cepat. ”Heh, ternyata lo lonte juga ya Van. Mulut lo bilang
nggak-nggak mulu. Tapi memek lo banjir kaya gini. Becek banget” kata
Ethan dengan semangat sambil tetap ngocok memiaw Vani.

Dalam beberapa kocokan saja Vani sudah mulai merasakan bahwa gelombang
orgasme sudah diujung memeknya. Ketika Ethan melihat mata Vani yang
mulai merem melek, otot-otot tangan mulai mengejang sambil meremas jok
mobil kuat-kuat dan pantat Vani yang mulai mengangkat, Ethan tau bahwa
Vani akan sampai klimaksnya. Langsung saja Ethan menghentikan seluruh
aktivitasnya di wilayah selangkangan Vani. Vani jelas saja langsung
blingsatan ” Ah..ah napa brentii…” sambil tangannya mencoba mengocok
memeknya sendiri. Ethan dengan tanggap menangkap tangan Vani, dan
berujar ”Lo mau dituntasin?”. Vani merajuk ”Hiyah.. Than.. gue udah
konak banggett nih. Pleasee.. kocokin lagi gue ya”. “Kalo gitu lo
nungging sekarang” kata Ethan sambil menidurkan kursi sopir agar lebih
lapang lagi dan ada pijakan buat Vani nungging. “Napa harus nungging
Than” Vani masih merajuk dan tangannya masih berusaha untuk menjamah
memeknya sendiri. “Ayo, jangan bantah lagi” kata Ethan sambil mengangkat
pantat Vani agar segera menungging.

Vani dengan patuh menaruh kedua tangannya di jok belakang, dengan kedua
lutut berada di jok depan yang sudah ditidurkan. Posisi yang sangat
merangsang Ethan, demi melihat bongkahan pantat yang bulat, dan memek
tembem yang nongol mesum di bawahnya.

Cepat Ethan melepas sabuk dan celana panjangnya, lalu meloloskan celana
dalamnya. Langsung saja kontol hitam berurat sepanjang 17cm dan
berdiameter 4.5cm itu melompat tegak mengacung, mengangguk-ngangguk siap
untuk bertempur. Vani yang mendengar suara-suara melepas celana di
belakangnya, menengok dan langsung kaget melihat kontol Ethan sudah
teracung dengan gagahnya.

”Buset, gede juga tu kontol, hampir sama dg punya Albert” pikir Vani reflek.
”Eh, lo mo ngontolin gue Than. Enak aja!” teriak Vani dan mencoba untuk membalik badan.

Tapi Ethan lebih cepat lagi langsung menindih punggung Vani, sehingga
Vani harus bertelekan lagi dengan kedua sikunya ke jok belakang. Ethan
menggerakkan maju mundur pantatnya sehingga kontolnya yang ngaceng,
menggesek-gesek bibir memek Vani. ”Sshh…Than…mmhh.. jangan macem-macem
lo ya!” ujar Vani masih berupaya galak, tidak mau dikentot oleh Ethan.

Kedua tangan Ethan meraih kedua toked besar Vani yang menggantung dan
meremas-remasnya dengan ganas. Sambil menciumi dan menggigit tengkuk
Vani, Ethan berkata ”Udah deh, lo ga usah sok ga doyan kontol gitu. Kan
lo yang mau dituntasin. Ini gue tuntasin sekalian dengan kontol gue.
Lebih mantep timbang cuma jari & lidah hehe”. Remasan & pilinan
di kedua toket dan serbuan di tengkuk dan telinga membuat gairah Vani
mulai naik lagi. Nafas Vani mulai memburu. Tapi Vani masih mencoba untuk
bertahan. Namun, gesekan kontol yang makin intense di bibir memek Vani,
betul-betul membuat pertahanan Vani makin goyah. Kepalanya mulai terasa
ringan, dan rasa gatal kembali menyerang memeknya dengan hebat.

”Hmffh…shh…awas lo Than kalo sampe hhemm.. sampe berani masukin kontol
lo, lo bakal gue..hmff..gue….OUUHHHHH” omongan Vani terputus
lenguhannya, karena tiba-tiba Ethan mengarahkan pal-kon nya ke lubang
memek Vani yang sudah basah kuyup dan langsung mendorongnya masuk,
hingga kepala kontol Ethan yang besar kaya jamur merah amblas dalam
memek tembem Vani, sehingga ada peju Vani yang muncrat keluar.

”Hah..hah…shhh…brengs ek lo Ethannn. kontol lo…kontol lo…itu mo masuk ke
memek guee…” erang Vani kebingungan, antara gengsi dan birahi. Ethan
diam saja, tapi memajukan lagi pantatnya sehingga tongkolnya yang besar
masuk sekitar 2 cm lagi, tapi kemudian ditarik perlahan keluar lagi
sambil membawa cairan pelumas memek Vani. Sekarang pantat Ethan maju
mundur perlahan, mengocok memiaw Vani tapi tidak dalam-dalam, hanya
dengan pal-konnya aja. Tapi, hal ini malah membuat Vani blingsatan,
keenakan.

”HMFPHH….HEEMMFFHH…SS HH AAHH…Ethannn kontol lo… kontol lo… ngocokin
memek guee….hhmmmff”. Rasa gatal yang mengumpul di memek Vani, serasa
digaruk-garuk dengan enaknya. Vani yang semula tidak mau dikontolin,
jadi kepengen dikocok terus oleh kontol Ethan.

Kata Ethan ”Jadi mau lo gimana? Gue stop neh”. Ethan langsung mencabut
kontolnya, dan hanya menggesek-gesekkan di bibir memek Vani.
”Ethaan…pleasee.. kentot gue. Masukin kontol lo ke memek gue. Gue udah
ga tahan gatelnya..gue pengen dikenttooott!!!” rengek Vani sambil
menggoyang-goyangkua pinggulnya, berusaha memundurkan pantatnya agar
kontol Ethan yang dibibir memeknya bisa masuk lagi.

”Hahahaha sudah gue duga, elo emang lonte horny Van. Dari tampang &
body elo aja gue tau, kalo elo itu haus tongkol” tawa Ethan penuh
kemenangan. ”Ayo buka paha lebih lebar lagi” perintah Ethan. Vani
langsung menurutinya, membuka pahanya lebih lebar sehingga memeknya
makin terpampang. Ethan tanpa tedeng aling-aling langsung menusukkan
kontolnya kuat-kuat ke memek Vani. Dan…BLESHH…seluruh tongkol hitam itu
ditelan oleh memek montok Vani. Air peju Vani terciprat keluar akibat
tekanan tiba-tiba benda tumpul besar.

”AUUGGHHHH…………!!! ” pekik Vani yang kaget dan kesakitan.

”Hehehe gimana rasa kontol gue Van” kekeh Ethan yang sedang menikmati
hangat dan basahnya memek Vani. Vani masih shock dan agak
tersengal-sengal berusaha menyesuaikan diri dengan benda besar yang
sekarang menyesaki liang memeknya. ”Buseet..tebel banget nih kontol,
memek gue penuh banget, keganjel. Mo buka paha lebih lebar lagi udah ga
bisa.. mhhmff” erang Vani dalam hati. Karena Vani diam saja, hanya
nafasnya saja yang terdengar memburu.

Ethan mulai menarik keluar kontolnya sampai setengahnya, kemudian
mendorongnya masuk lagi. Demikian terus menerus dengan ritme yang tepat.
”Hehh..heh…mmm legit banget memek lo Vannn..” desah Ethan keenakan
ngentotin memek Vani yang peret tapi basah itu. Hanya butuh tiga
kocokan, Vani mulai didera rasa konak dan kenikmatan yang luar biasa.
Menjalari seluruh tangan, pundak, tokednya, sampai selangkangan dan
seluruh memeknya. Rasa gatal yang sangat digemari oleh Vani seperti
mengumpul dan menjadi berkali lipat gatalnya di memeke Vani. Vani sudah
tidak mendesah lagi, tapi melenguh dengan hebat. Hilang sudah gengsi,
tinggal rasa konak yang dahsyat.

”UUHHHHH…..UHHH……OUUHHGG GG… ENNAAKKNYAA…”.
”OH GODD..memek GUE…memek GUE..”
Vani terbata-bata disela lenguhannya yang memenuhi mobil..
”memek GUE..GATELLL BANGETT….KENTTOOTTT GUE TTHANN…ARGGHH…”

Lenguhan Vani semakin keras dan omongan vulgar keluar semua dari bibir
sexy-nya. Kepalan tangan Vani menggegam keras, kepalanya menggeleng
semakin cepat, pinggulnya bergerak heboh berusaha menikmati seluruh
kontol Ethan. Ethan pun terbawa napsunya yang sudah diubun-ubun.
Tangannya meremas-remas toked Vani tanpa henti dengan kasarnya, dan
Ethan sudah tidak menciumi pundak & tengkuk Vani, melainkan
menggigitnya meninggalkan bekas-bekas merah. Pantatnya bergerak maju
mundur dengan ritme yang berantakan, cepat lalu perlahan, kemudian cepat
lagi, membuat kontol Ethan mengocok memek Vani seperti kesetanan.

Bunyi pejuh Vani yang semakin membanjir menambah nafsu mereka berdua
semakin menggila. SLEPP..SLEPP..SLEPP..PLAK..PLA K…suara kontol yang
keluar masuk memek dan benturan pantat Vani dengan pangkal kontol Ethan
terdengar di sela-sela lenguhan Vani & Ethan. Tak sampai 10 menit
Vani merasakan aliran darah seluruh tubuhnya mengalir ke memeknya. Rasa
gatal sepertinya meruncing dan semakin memuncak di tempat-tempat yang
dikocok oleh tongkol Ethan.

”GUEE KELUAARRRR THANNN……OUUUHHHHHHHHH….A HHHHHHH…” teriak Vani
melampiaskan rasa nikmat yang tiba-tiba meledak dari memeknya. Ethan
merasakan semburan hangat pada tongkolnya dari dalam memek Vani. Karena
Ethan tetap mengocokkan kontolnya, bahkan lebih cepat ketika Vani
mencapai klimaksnya, Vani bukan saja dilanda satu orgasme, melainkan
beberapa orgasme sekaligus bertubi-tubi.

”OAHHH…OHHH….UUUHH..KOK..K OK.. KLUAR TERUSSS NIIIHHH…” erang Vani dalam
klimaksnya yang berkali-kali sekaligus. Hal ini membuat Vani berada
dalam kondisi extacy dalam 30 detik lamanya. Badan Vani berkelonjotan,
air pejunya muncrat keluar dari dalam memeknya. ”Gilaa..enak bener than…
gue sampe keluar berkali-kali” ujar Vani agak bergetar karena Ethan
masih dengan nafsunya mompain memek Vani. ”Hehehe demen banget liat lo
keluar kaya gitu Van. Betul-betul nafsuin. Tapi ini baru setengah jalan.
Gue bikin lo lebih kelonjotan lagi Cerita sex ini tercipta untuk terapi bagi para penderita impotensi dan gangguan masalah seputar ereksi.
bagi yang tidak punya masalah tersebut, dilarang baca.... bahaya gan (bener ga seh ???? ) auw ahkk...
ini nih cerita nya
sebuah pengalaman serta cerita sex aku bersama temanku. Gimana sih
cerita terapi seks yang akan aku ceritakan kali ini ? yuk
kita baca aja cerita berikut ini secara seksama. Kuliah jam terakhir di
kampus S di kawasan Jakarta Selatan baru saja berakhir. Jam menunjukkan
pukul 18.00 dan hari pun mulai gelap. Vani, mahasiswi semester 4
fakultas Ekonomi dengan rambut sebahu berjalan
meninggalkan kampus menuju halte depan kampus. Sesampainya di halte,
Vani merasa agar kurang nyaman. Mata para cowok penjual rokok dan si timer memelotinya seolah ingin menelanjanginya.

Tersadarlah Vani bahwa hari itu dia memakai pakaian yang sangat sexy.
T-shirt putih lengan pendek dengan belahan rendah bertuliskan WANT
THESE?, sehingga tokednya yang berukuran 36C seolah hendak melompat
keluar, akibat hari itu Vani menggunakan BH ukuran 36B (sengaja, biar
lebih nongol). Apalagi kulit Vani memang putih mulus. Di tambah rok
jeans mini yang digunakannya saat itu, mempertontonkan kaki jenjang
& paha mulusnya karena Vani memang cukup tinggi, 173cm.

”Buset, baru sadar gue kalo hari ini gue pake uniform sexy gue demi
ngadepin ujiannya si Hutabarat, biar dia gak konsen”, pikir Vani.

Biasanya Vani bila naik angkot menggunakan pakaian t-shirt atau kemeja
yang lebih tertutup dan celana panjang jeans, demi menghindari tatapan
dan ulah usil cowok-cowok di jalan. Siang tadi Vani ke kampus datang
numpang mobil temannya, Angel. Tapi si Angel sudah pulang duluan karena
kuliahnya lebih sedikit.

Vani tambah salah tingkah karena cowok-cowok di halte tersebut mulai
agak berani ngliatin belahan tokednya yang nongol lebih dekat lagi.
”Najis, berani amat sih nih cowok-cowok mlototin toked gw”, batin Vani. Dia gunakan bukunya untuk nutupi dadanya, tapi
mereka malah mengalihkan pandangan mesumnya ke pantat Vani yang emang
bulet sekal, nongol dan menonjol kayak keranjang jengkol.

Makin salah tingkahlah si Vani. Mau balik ke kampus, udah gelap
dan orang sudah pada pulang. Mau tetep di halte nungguin angkot, gerah
suasananya. palagi kalo naik bus yang pasti penuh sesak jam segini,
Vani tidak kebayang tangan-tangan usil yang akan cari-cari kesempatan
untuk menjamahi tubuhnya. Sudah kepikiran untuk naik taxi, tapi uang
tidak ada. Jam segini di kos juga kosong, mau pinjam uang sama siapa
bingung. Vani coba alternatif terakhir dengan nelpon Albert cowoknya
atau si Angel atau Dessy teman2nya yang punya mobil, eh sialnya HP
mereka pada off. ”Buset, sial banget sih gue hari ini.”

Mulailah celetukan mesum cowok-cowok di halte dimulai ”Neng, susunya mau
jatuh tuh, abang pegangin ya. Kasihan, pasti eneng keberatan hehe”.
Pias! Memerahlah muka Vani. Dipelototin si tukang ojek yang berani
komentar, eh dianya malah balas makin pelototin toked si Vani. Makin
jengahlah si Vani.

Tiba-tiba sebuah sedan BMW hitam berhenti tepat di depan Vani.
Jendelanya terbuka, dan nongolah seraut wajah hitam manis berambut cepak
sambil menyeringai, si Ethan. Cowok fakultas Ekonomi satu tahun di atas
Vani, berkulit hitam, tinggi besar, hampir 180cm.
”Van, jualan lo disini? Hehe”.Vani membalas
”Sialan lo, gue ga ada tumpangan neh, terpaksa tunggu bus. Than, anter gue ya” pinta Vani.

Vani sebenarnya enggan ikut bersama si Ethan karena dia terkenal suka
main cewek. Tapi, dilihat dari kondisi sekarang, paling baik memang naik
mobil si Ethan. Tapi si Ethan malah bilang ”Wah sory Van, gue harus
pergi jemput nyokap gue. Arahnya beda sama kosan elo”. ”Than, please
anter gue ya. Ntar gw traktir deh lo” rajuk Vani. Sambil nyengir mesum
Ethan berucap ”Wah kalo ada bayarannya sih gue bisa pertimbangin”. ”Iya
deh, ntar gue bayar” Vani asal ucap, yang penting bisa pergi segera dari
halte tersebut. ”Hehe sip” kata Ethan sambil membuka pintu untuk Vani.
Vani masuk ke dalam mobil Ethan, diiringi oleh pandangan sebel para
cowok-cowok di halte yang kehilangan santapan rohani. Mobil Ethan mulai
menembus kemacetan ibu kota.

”Buset dah lo Van, sexy amat hari ini”.
Kata Vani ”Gue sengaja pake uniform andalan gue, karena hari ini ada
ujian lisannya si Hutabarat, Akuntasi Biaya. Biar dia ga konsen, n kasi
gw nilai bagus hehe”.
”Gila lo, gue biarin bentar lagi, lo udh dient*tin sama tu abang-abang di halte haha” balas Ethan.
“Sial, enak aja lo ngomong Than” maki Vani.


Sambil mengerling ke Vani, Ethan berucap “Van, bayaran tumpangan ini,
bayar sekarang aja ya”. ”Eh, gue bawa duit cuma dikit Than. Kapan2 deh
gue bayarin bensin lo” balas Vani.
“Sapa yang minta diduitin Non” jawab Ethan.
“Trus lo mau apa? Traktir makan” tanya Vani bingung.
“Ga. Ga perlu keluar duit kok. Tenang aja” ucap Ethan misterius.
Semakin bingung si Vani. Sambil menggerak-gerakan tangan kirinya si Ethan
berkata ”Cukup lo puasin tangan kiri gue ini dengan megangin toked lo.
Nepsong banget gue liatnya”. Seringai mesum Ethan menghiasi wajahnya.
Seperti disambar petir Vani kaget dan berteriak ”BANGSAT LO THAN. LO
PIKIR GUE CEWE APAAN!!”. Pandangan tajam Vani pada wajah Ethan yang
tetap cengengesan. “Yah terserah lo. Cuma sekenyot dua kenyot doang gak apa kog Van.
Apa lo gue turunin disini” kata Ethan. Pada saat itu mereka telah sampai
di daerah yang gelap dan banyak gubuk gelandangan. Vani jelas ogah.
“Bisa makin runyam kalo gue turun disini. Bisa2 gue digangbang” Vani
bergidik sambil melihat sekitarnya. ”Ya biarlah si Ethan bisa
seneng-seneng bentar nggrayangi toked gue. Itung-itung amal. Kampret
juga si Ethan ini”. Akhirnya Vani ngomong
”Ya udah, cuma pegang susu gue doang kan. Jangan lama-lama” Vani ketus.
”Ga kok Van, cuma sampe kos lo doang” kata Ethan penuh kemenangan.
”Sialan, itu sih bisa setengah jam-an. Ya udhlah, biar cepet beres nih urusan sialan” pikir Vani.

Tangan kiri Ethan langsung terjulur meraih toked Vani sebelah kanan
bagian atas yang menonjol dari balik t-shirtnya. Vani merasakan
jari-jari kasar Ethan dikulit tokednya mulai membelai-belai pelan. Darah
Vani agak berdesir ketika merasakan belaian itu mulai disertai
remasan-remasan lembut pada toked kanan bagian atasnya. Sambil tetap
menyetir, Ethan sesekali melirik ke sebelah menikmati muka Vani yang
menegang nahan sebel tokednya diremas-remas. Ethan sengaja jalanin
mobil agak pelan, sementara Vani tidak sadar kalau laju mobil tidak
secepat sebelumnya, karena konsen ke tangan Ethan yang mulai
ngremes-ngremes aktif kedua bongkahan tokednya.

Nafas Vani mulai agak memburu, tapi Vani masih bisa ngontrol Birahi pengaruh
remasan di toked gede-nya ”Enak aja kalo gue sampe
terangsang gara-gara ini” pikir Vani. Tapi Ethan lebih jago lagi,
tiba-tiba jari-jarinya menyelusup kedalam t-shirt Vani, bahkan langsung
masuk kedalam BH-nya yg satu ukuran lebih kecil. Toked Vani yang sebelah
kanan terasa begitu penuh di telapak tangan Ethan yang sebenarnya lebar
juga. ”Ahh…!” Vani terpekik kaget karena manuver Ethan. ”Hehe buset
toked lo Van, gede banget. Kenyal lagi. Enak banget ngeremesinnya.
Tangan gue aja ga cukup neh,, hehe” ujar Ethan penuh nafsu.

Ethan nglanjutin gerakannya dengan menarik tangan kirinya beserta toked
Vani keluar dari BH-nya. Toked sebelah kanan Vani kini nongol keluar
dari wadahnya dan ter-expos full.
”Wuah..buset gede benerrrr. Pentilnya juga
masih pink, jarang diisep ya Van” kata Ethan vulgar.
”Bangsat lo Than. Kok sampe gini segala ciy” protes Vani berusaha mengembalikan tokednya kedalam BH-nya. Tangan Vani langsung ditahan oleh Ethan
”Eh, inget janji lo. Gue boleh ngremesin toked lo. Mo didalam BH kek, di luar kek, terserah gue”. Sambil cemberut Vani menurunin tangannya. Penuh kemenangan, Ethan
kembali menggarap toked Vani yang kini keluar semuanya.

Remasan-remasan lembut di pangkal toked, dilanjutin dengan belaian
memutar disekitar puting, membuat Vani semakin kehilangan kendali.
Nafasnya mulai memburu lagi. Apalagi Ethan mulai memelintir-melintir
puting pink Vani. Gerakan memilin-milin puting oleh jari-jari Ethan yang kasar berikan sensasi geli dan nikmat yang mulai menjalari toked Vani. Perasaan nikmat itu mulai muncul juga disekitar selangkangan. Perasaan geli dan getaran-getaran nikmat mulai menjalar dari bawah puser menuju ujung selangkangan Vani. ”Ngehek nih
cowok. Puting gue itu tempat paling sensitif. Gue mesti bisa nahan!”
membatin si Vani.

Tapi puting Vani yang mulai menegang dan membesar tidak bisa menipu
Ethan yang berpengalaman. ”Hehe mulai horny juga nih lonte. Rasain lo”
pikir Ethan kesenangan. Karena berusaha menahan gairah yang semakin
memuncak, Vani tidak sadar kalau Ethan sudah mengeluarkan kedua bongkah
tokednya. Tangan kiri Ethan semakin ganas meremas-remas toked dan
memilin-milih kedua puting Vani. Ucapan-ucapan mesum pun mulai mengalir
dari Ethan “Nikmatin aja Van, remasan-remasan gue. Puting lo aja udh
mulai gede, petanda ngaceng tuh. Ga usah ditahan birahi lo. Biarin aja mengalir. memek
lo pasti udah mulai basah sekarang”. Vani sebal mendengar ucapan-ucapan
vulgar Ethan, tapi pada saat yang sama ucapan-ucapan tersebut seperti
menghipnotis Vani untuk mengikuti libidonya yang semakin memuncak. Vani
juga mulai merasakan bahwa celana dalamnya mulai becek.

“Sial..memek gue mulai gatel. Gue biarin keluar dulu kali, biar gue bisa
jadi agak tenangan. Jadi habis itu, gue bisa nanganin birahi gue
walopun si Ethan masih ngremesin toked gue” pikir Vani yang mulai susah
menahan birahinya. Berpikir seperti itu, Vani melonggarkan
pertahanannya, membiarkan rasa gatel yang mulai menjalari memeknya
menguat. Efeknya langsung terasa. Semakin Ethan mengobok-ngobok
tokednya, rasa gatal di memek Vani semakin memuncak. “BUSETTT.... Cuma
diremes-remes toked gue, gue udah mo keluar”. Vani menggigit bibir
bawahnya agar tidak mendesah, ketika kenikmatan semakin menggila di
bibir memeknya. Ethan yang sudah memperhatikan dari tadi bahwa Vani
terbawa oleh birahinya, semakin semangat menggarap toked Vani.

Ketika melihat urat leher Vani menegang tanda menahan rasa yang akan
meledak di bawahnya, jari telunjuk dan jempol Ethan menjepit kedua
puting Vani dan menarik agak keras kedepan. Rasa sakit mendadak di
putingnya, membawa efek besar pada rasa gatal yang memuncak di memiaw
Vani. Kedua tangan Vani meremas jok kuat-kuat, dan keluar lenguhan
tertahan Vani “Hmmmffhhhhhhh….”. Pada saat itu, memek Vani langsung
banjir oleh cairan pejunya. Pantat Vani mengangkat dan tergoyang-goyang
tidak kuat menahan arus orgasmenya. “Oh..oh..hmmffhh” Vani masih
berusaha menahan agar suaranya tidak keluar semua, tapi sia-sia saja.
Karena Ethan sudah melihat Vani orgasme, keenakan karena
tokednya dipermainkan. “Hahaha dasar lonte lo Van. Sok ga suka. Tapi
keluarnya sampe kelonjotan gitu” Ngakak Ethan penuh kemenangan.

Nafas Vani masih tidak beraturan, dan agak terbungkuk-bungkuk karena
nikmatnya gelombang orgasme barusan. “Kampret lo Than” maki Vani
perlahan. “Lo boleh seneng sekarang. Tapi berikut ga bakalan gue keluar
lagi. Gue udah ga horny lagi” tambah Vani yang berpikir setelah dipuasin
sekali maka libidonya akan turun. Tapi, ternyata inilah kesalahan
terbesarnya. Beberapa saat setelah memeknya merasakan orgasme sekali,
sekarang malah semakin berkedut-kedut, makin gatal rasanya ingin
digesek-gesek. ”Lho, kok memek gue semakin gatel. Berkedut-kedut lagi.
Aduuuh..gue pengen memek gue dikontolin sekaraangg..siaall..” sesal Vani
dalam hati. Ethan seperti tahu apa yang berkecamuk dalam diri (dan
memek) Vani. Walaupun Vani bilang dia tidak horny lagi, tapi nafasnya
yang memburu dan putingnya yang semakin ngaceng mengatakan lain dari bibirnya. Ethan menghentikan mobilnya mendadak di pinggir jalan bersemak yang memang
sangat sepi, dan tangannya langsung bergerak ke setelan kursi Vani.

Tangan satunya langsung menekan kursi Vani agar tertidur. Vani yang
masih memakai seatbealt, langsung ikut terlentang bersama kursi.
”EEHHH…APA-APAAN LO THAN??” Teriak Vani. Tidak peduli teriakan Vani,
tangan kiri Ethan langsung meremas toked Vani lagi, sedang tangan
kanannya langsung meremas memek Vani. ”OOUUHHHH……….!!” lenguh Vani
keras, karena tidak menyangka memeknya yang semakin gatel dan
berkedut-kedut keras akan langsung merasakan gesekan, bahkan remasan.
Akibatnya, Vani langsung orgasme untuk kedua kalinya. Ethan tidak
tinggal diam, ketika badan Vani masih mengejang-ngejang, jari-jarinya
menggesek-gesek permukaan celana dalam Vani kuat-kuat. Akibatnya,
gelombang orgasme Vani terjadi terus-menerus.

”Oouuuhh…Aghhhh…Ouhhhhhhhh hh Ethaannnnn…!! Teriak Vani makin keras
karena kenikmatan mendadak yang menyerang seluruh selangkangan dan
tubuhnya. Kedua tangan Vani semakin kuat meremas jok, mata memejam erat
dan urat-urat leher menonjol akibat kenikmatan yang melandanya. Ketika
gelombang orgasme mulai berlalu, Vani mulai membuka matanya dan mengatur
pernafasannya. Rasanya jengah banget karena keluar begitu hebatnya di
depan si Ethan. ”Aseem, napa gue keluar sampe kaya gitu sih. Bikin
tengsin aja. Tapi, emang enak banget. Udah semingguan gue ga ngentot”
batin Vani.

Saat Vani masih enjoy rasa nikmat yang masih tersisa, Ethan sudah
bergerak di atas Vani, mengangkat t-shirt Vani serta menurunkan BH-nya
kekecilan sehingga toked Vani yang bulat besar terpampang jelas di depan
hidung Ethan. Tersenyum puas dan napsu banget Ethan berucap
”Gilaa..toked lo Van. Gede banget, mengkal lagi. Harus gue puas-puasin
ngenyotinnya ni malem”. Ethan langsung menyergap kedua toked Vani yang
putingnya masih mengacung tegak. Mulutnya mengenyot toked yang sebelah
kanan, sambil tangan kanannya meremas-remas & memilin-milin puting
yang sebelah kiri. Diisap-isap, lidah Ethan juga piawai menjilat-jilat
dan memainkan kedua puting Vani. Gigitan-gigitan kecil dipadu
remasan-remasan gemas jemari Ethan, membuat Vani terpekik ”Ehhgghh ahh..
ahh.. Ehhtanhnn.. kahtanya.. kahtanya cuma pegang-pegang..kok.. kok
sekarangg.. loh ngeyotin tohked guehh…ahh..ahh..” kata Vani sambil
tersengal-sengal nahan birahi yang naik lagi akibat rangsangan intensif
di kedua tokednya. Ethan sudah tidak ambil pusing ”Hajar bleh. Kapan
lagi gue bisa nikmatin toked kaya gini bagusnya”.

Sekarang kedua tangan Ethan menekan kedua toked Vani ketengah, sehingga
kedua putingnya saling mendekat. Kedua puting Vani langsung dikenyot,
dihisap & dimainin oleh lidah Ethan. Sensasinya luar biasa, Vani
semakin terhanyut oleh birahinya. Desahan pelan tertahan mulai keluar
dari bibir ranum Vani. Lidah Ethan mulai turun menyusuri perut Vani yang
putih rata, berputar-putar sejenak di pusernya. Tangan kanan Ethan
aktif membelai-belai dan meremas paha bagian dalam Vani. ”Aah..ah..
emhh.. emh..Than.. lo ngapahin sihh..” keluh Vani tak jelas. Dengan
sigap Ethan menyingkap rok mini Vani tinggi-tinggi. Memperlihatkan mini
panty La Senza Vani berwarna merah. Agak transparan, dibantu cahaya
lampu jalan samar-samar memperlihatkan isinya yang menggembung montok.
Jembi Vani yang tipis terlihat hanya diatas saja, dengan alur jembi ke
arah pusernya. ”Buseett..sexxyy bangett.. bikin konak gue ampir ga
ketahan.” syukur Ethan dalam hati.

Tanpa babibu lagi jari-jari Ethan langsung menekan belahan memiek Vani,
dan Ethan langsung mengetahui betapa horny-nya Vani ”Wah Van, memek lo
udah becek banget neh. Panty lo aja ampe njeplak gini hehe”. Vani cuma
bisa menggeleng-geleng lemah, sambil tetap menggigit bibir bawahnya,
karena jemari Ethan menenekan dan menggesek-gesek memeknya dari atas
panty. ”Thaan..than..singkirinn tangan lo doong….emh..emh..” keluh Vani
perlahan, tapi matanya memejam dan gelengannya semakin cepat. ”Wah,
harus cepat gw beri teknik lidah gue neh, biar si Vani makin konak hehe”
pikir Ethan napsu.

Cepat Ethan ambil posisi di depan selangkangan Vani yang terbuka. Kursi
Vani dimundurkan agar beri ruang cukup untuk manuver barunya. Paha Vani
dibuka semakin lebar, dan Vani nurut saja. Jemari Ethan meraup panty
mungil Vani, dan membejeknya jadi bentuk seperti seutas tali sehingga
masuk kedalam belahan memek Vani. Ethan mulai menggesek-gesekkan panty
Vani ke belahan memiawnya dengan gerakan naik turun dan kiri kanan yang
semakin cepat. ”Aah.. aahh…ehmm..ehhmm.. uuh.. hapaan itu Etthann ahh…”
desah Vani keenakan, karena gesekan panty tersebut menggesek-gesek bibir
dalam memeknya sekaligus clitorisnya. Ethan juga semakin konak melihat
memek Vani yang terpampang jelas.
Dua gundukan tembem seperti bakpau, mulus tanpa ada jembi di sekelilingnya, cuma ada dibagian atasnya saja.

”Van, memek lo ternyata mantap & montok banget. Pasti enak kalo gue
makan neh. Apalagi sampe gue genjot nanti hehe” ujar Ethan penuh nafsu.
Panty Vani dipinggirkan sehingga lidah Ethan dengan mudah mulai
menjilati bibir memiaw Vani. Tapi sebentar saja Ethan tidak betah dengan
panty yang mengesek pipinya. Langsung diangkatnya pantat Vani, dan
dipelorotkan panty-nya.

Kini antara Ethan dan memek Vani yang tembem dan mulus, sudah tidak ada
penghalang apa-apa lagi. Ethan langsung menyosorkan mulutnya untuk mulai
melumat bakpao montok itu. Tapi, Vani yang tiba-tiba memperoleh
kesadarannya, karena ada jeda sesaat ketika Ethan melepaskan pantynya,
berusaha menahan kepala Ethan dengan kedua tanggannya. ”Gila lo Than, mo
ngapain lo?? Jangan kurang ajar ya. Bukan gini perjanjian kita!” ujar
Vani agak keras. Tapi kedua tangan Vani dengan mudah disingkirkan oleh
tangan kiri Ethan, dan tanpa dapat dicegah lagi mulut Ethan langsung
mencaplok memek Vani. Ethan melumatnya dengan gemas, sambil sekali lidah
menyapu-nyapu clitoris dan menusuk-nusuk kedalam memiaw. Bunyi
kecipakan ludah dan peju Vani terdengar jelas. Konak Vani yang sempat
turun, langsung naik lagi ke voltase tinggi. Kepala Vani mengangkat dan
dari bibirnya yang sexy keluar lenguhan agak keras.

”Ouuuffhhh….eeahh…ah. .ah lo apain mehmmek gue Thann..” erang Vani nyaris setengah sadar.

Rasa gatal yang hebat menyeruak dari sekitar selangkangannya menuju
bibir-bibir memeknya. Rasa gatal itu mendapatkan pemuasannya dari
lumatan bibir, jilatan lidah dan gigitan kecil Ethan. Tapi, semakin
Ethan beringas mengobok-obok memek Vani dengan mulut, dibantu dengan
ketiga jarinya yang mengocok lubang memek Vani, rasa gatal nikmat itu
malah semakin hebat. Vani sudah tidak dapat membendung konaknya sehingga
desahan dan erangannya sudah berubah menjadi lenguhan.

” OUUHHHHG….. HMMPPHH… ARRGGHH.. HAHHH.. OUHHH..”.

Kepala Vani menggeleng ke kiri dan kanan dengan hebatnya. Kedua
tangannya menekan kepala Ethan semakin dalam ke selangkangannya.
Pantatnya naik turun tidak kuat menahan rangsangan yang langsung
menyentuh titik tersensitif Vani. Rasa ogah & jaim sudah hilang sama
sekali. Yang ada hanya kebutuhan untuk dipuaskan.

”ETHAANN…GILLAA… HOUUUHHH.. ENAAKK…. THANN…AHHH” Vani semakin keenakan.

Ethan yang sedang mengobok-obok memek Vani semakin semangat karena memek
Vani sudah betul-betul banjir. Peju dan cairan pelumas Vani membanjir
di mulut dan jok mobil Ethan. Jempol kiri Ethan menggesek-gesek clitoris
Vani, sedang jari-jari Ethan mengocok-ngocok lubang memek dan G-spot
Vani dengan cepat. ”Heh, ternyata lo lonte juga ya Van. Mulut lo bilang
nggak-nggak mulu. Tapi memek lo banjir kaya gini. Becek banget” kata
Ethan dengan semangat sambil tetap ngocok memiaw Vani.

Dalam beberapa kocokan saja Vani sudah mulai merasakan bahwa gelombang
orgasme sudah diujung memeknya. Ketika Ethan melihat mata Vani yang
mulai merem melek, otot-otot tangan mulai mengejang sambil meremas jok
mobil kuat-kuat dan pantat Vani yang mulai mengangkat, Ethan tau bahwa
Vani akan sampai klimaksnya. Langsung saja Ethan menghentikan seluruh
aktivitasnya di wilayah selangkangan Vani. Vani jelas saja langsung
blingsatan ” Ah..ah napa brentii…” sambil tangannya mencoba mengocok
memeknya sendiri. Ethan dengan tanggap menangkap tangan Vani, dan
berujar ”Lo mau dituntasin?”. Vani merajuk ”Hiyah.. Than.. gue udah
konak banggett nih. Pleasee.. kocokin lagi gue ya”. “Kalo gitu lo
nungging sekarang” kata Ethan sambil menidurkan kursi sopir agar lebih
lapang lagi dan ada pijakan buat Vani nungging. “Napa harus nungging
Than” Vani masih merajuk dan tangannya masih berusaha untuk menjamah
memeknya sendiri. “Ayo, jangan bantah lagi” kata Ethan sambil mengangkat
pantat Vani agar segera menungging.

Vani dengan patuh menaruh kedua tangannya di jok belakang, dengan kedua
lutut berada di jok depan yang sudah ditidurkan. Posisi yang sangat
merangsang Ethan, demi melihat bongkahan pantat yang bulat, dan memek
tembem yang nongol mesum di bawahnya.

Cepat Ethan melepas sabuk dan celana panjangnya, lalu meloloskan celana
dalamnya. Langsung saja kontol hitam berurat sepanjang 17cm dan
berdiameter 4.5cm itu melompat tegak mengacung, mengangguk-ngangguk siap
untuk bertempur. Vani yang mendengar suara-suara melepas celana di
belakangnya, menengok dan langsung kaget melihat kontol Ethan sudah
teracung dengan gagahnya.

”Buset, gede juga tu kontol, hampir sama dg punya Albert” pikir Vani reflek.
”Eh, lo mo ngontolin gue Than. Enak aja!” teriak Vani dan mencoba untuk membalik badan.

Tapi Ethan lebih cepat lagi langsung menindih punggung Vani, sehingga
Vani harus bertelekan lagi dengan kedua sikunya ke jok belakang. Ethan
menggerakkan maju mundur pantatnya sehingga kontolnya yang ngaceng,
menggesek-gesek bibir memek Vani. ”Sshh…Than…mmhh.. jangan macem-macem
lo ya!” ujar Vani masih berupaya galak, tidak mau dikentot oleh Ethan.

Kedua tangan Ethan meraih kedua toked besar Vani yang menggantung dan
meremas-remasnya dengan ganas. Sambil menciumi dan menggigit tengkuk
Vani, Ethan berkata ”Udah deh, lo ga usah sok ga doyan kontol gitu. Kan
lo yang mau dituntasin. Ini gue tuntasin sekalian dengan kontol gue.
Lebih mantep timbang cuma jari & lidah hehe”. Remasan & pilinan
di kedua toket dan serbuan di tengkuk dan telinga membuat gairah Vani
mulai naik lagi. Nafas Vani mulai memburu. Tapi Vani masih mencoba untuk
bertahan. Namun, gesekan kontol yang makin intense di bibir memek Vani,
betul-betul membuat pertahanan Vani makin goyah. Kepalanya mulai terasa
ringan, dan rasa gatal kembali menyerang memeknya dengan hebat.

”Hmffh…shh…awas lo Than kalo sampe hhemm.. sampe berani masukin kontol
lo, lo bakal gue..hmff..gue….OUUHHHHH” omongan Vani terputus
lenguhannya, karena tiba-tiba Ethan mengarahkan pal-kon nya ke lubang
memek Vani yang sudah basah kuyup dan langsung mendorongnya masuk,
hingga kepala kontol Ethan yang besar kaya jamur merah amblas dalam
memek tembem Vani, sehingga ada peju Vani yang muncrat keluar.

”Hah..hah…shhh…brengs ek lo Ethannn. kontol lo…kontol lo…itu mo masuk ke
memek guee…” erang Vani kebingungan, antara gengsi dan birahi. Ethan
diam saja, tapi memajukan lagi pantatnya sehingga tongkolnya yang besar
masuk sekitar 2 cm lagi, tapi kemudian ditarik perlahan keluar lagi
sambil membawa cairan pelumas memek Vani. Sekarang pantat Ethan maju
mundur perlahan, mengocok memiaw Vani tapi tidak dalam-dalam, hanya
dengan pal-konnya aja. Tapi, hal ini malah membuat Vani blingsatan,
keenakan.

”HMFPHH….HEEMMFFHH…SS HH AAHH…Ethannn kontol lo… kontol lo… ngocokin
memek guee….hhmmmff”. Rasa gatal yang mengumpul di memek Vani, serasa
digaruk-garuk dengan enaknya. Vani yang semula tidak mau dikontolin,
jadi kepengen dikocok terus oleh kontol Ethan.

Kata Ethan ”Jadi mau lo gimana? Gue stop neh”. Ethan langsung mencabut
kontolnya, dan hanya menggesek-gesekkan di bibir memek Vani.
”Ethaan…pleasee.. kentot gue. Masukin kontol lo ke memek gue. Gue udah
ga tahan gatelnya..gue pengen dikenttooott!!!” rengek Vani sambil
menggoyang-goyangkua pinggulnya, berusaha memundurkan pantatnya agar
kontol Ethan yang dibibir memeknya bisa masuk lagi.

”Hahahaha sudah gue duga, elo emang lonte horny Van. Dari tampang &
body elo aja gue tau, kalo elo itu haus tongkol” tawa Ethan penuh
kemenangan. ”Ayo buka paha lebih lebar lagi” perintah Ethan. Vani
langsung menurutinya, membuka pahanya lebih lebar sehingga memeknya
makin terpampang. Ethan tanpa tedeng aling-aling langsung menusukkan
kontolnya kuat-kuat ke memek Vani. Dan…BLESHH…seluruh tongkol hitam itu
ditelan oleh memek montok Vani. Air peju Vani terciprat keluar akibat
tekanan tiba-tiba benda tumpul besar.

”AUUGGHHHH…………!!! ” pekik Vani yang kaget dan kesakitan.

”Hehehe gimana rasa kontol gue Van” kekeh Ethan yang sedang menikmati
hangat dan basahnya memek Vani. Vani masih shock dan agak
tersengal-sengal berusaha menyesuaikan diri dengan benda besar yang
sekarang menyesaki liang memeknya. ”Buseet..tebel banget nih kontol,
memek gue penuh banget, keganjel. Mo buka paha lebih lebar lagi udah ga
bisa.. mhhmff” erang Vani dalam hati. Karena Vani diam saja, hanya
nafasnya saja yang terdengar memburu.

Ethan mulai menarik keluar kontolnya sampai setengahnya, kemudian
mendorongnya masuk lagi. Demikian terus menerus dengan ritme yang tepat.
”Hehh..heh…mmm legit banget memek lo Vannn..” desah Ethan keenakan
ngentotin memek Vani yang peret tapi basah itu. Hanya butuh tiga
kocokan, Vani mulai didera rasa konak dan kenikmatan yang luar biasa.
Menjalari seluruh tangan, pundak, tokednya, sampai selangkangan dan
seluruh memeknya. Rasa gatal yang sangat digemari oleh Vani seperti
mengumpul dan menjadi berkali lipat gatalnya di memeke Vani. Vani sudah
tidak mendesah lagi, tapi melenguh dengan hebat. Hilang sudah gengsi,
tinggal rasa konak yang dahsyat.

”UUHHHHH…..UHHH……OUUHHGG GG… ENNAAKKNYAA…”.
”OH GODD..memek GUE…memek GUE..”
Vani terbata-bata disela lenguhannya yang memenuhi mobil..
”memek GUE..GATELLL BANGETT….KENTTOOTTT GUE TTHANN…ARGGHH…”

Lenguhan Vani semakin keras dan omongan vulgar keluar semua dari bibir
sexy-nya. Kepalan tangan Vani menggegam keras, kepalanya menggeleng
semakin cepat, pinggulnya bergerak heboh berusaha menikmati seluruh
kontol Ethan. Ethan pun terbawa napsunya yang sudah diubun-ubun.
Tangannya meremas-remas toked Vani tanpa henti dengan kasarnya, dan
Ethan sudah tidak menciumi pundak & tengkuk Vani, melainkan
menggigitnya meninggalkan bekas-bekas merah. Pantatnya bergerak maju
mundur dengan ritme yang berantakan, cepat lalu perlahan, kemudian cepat
lagi, membuat kontol Ethan mengocok memek Vani seperti kesetanan.

Bunyi pejuh Vani yang semakin membanjir menambah nafsu mereka berdua
semakin menggila. SLEPP..SLEPP..SLEPP..PLAK..PLA K…suara kontol yang
keluar masuk memek dan benturan pantat Vani dengan pangkal kontol Ethan
terdengar di sela-sela lenguhan Vani & Ethan. Tak sampai 10 menit
Vani merasakan aliran darah seluruh tubuhnya mengalir ke memeknya. Rasa
gatal sepertinya meruncing dan semakin memuncak di tempat-tempat yang
dikocok oleh tongkol Ethan.

”GUEE KELUAARRRR THANNN……OUUUHHHHHHHHH….A HHHHHHH…” teriak Vani
melampiaskan rasa nikmat yang tiba-tiba meledak dari memeknya. Ethan
merasakan semburan hangat pada tongkolnya dari dalam memek Vani. Karena
Ethan tetap mengocokkan kontolnya, bahkan lebih cepat ketika Vani
mencapai klimaksnya, Vani bukan saja dilanda satu orgasme, melainkan
beberapa orgasme sekaligus bertubi-tubi.

”OAHHH…OHHH….UUUHH..KOK..K OK.. KLUAR TERUSSS NIIIHHH…” erang Vani dalam
klimaksnya yang berkali-kali sekaligus. Hal ini membuat Vani berada
dalam kondisi extacy dalam 30 detik lamanya. Badan Vani berkelonjotan,
air pejunya muncrat keluar dari dalam memeknya. ”Gilaa..enak bener than…
gue sampe keluar berkali-kali” ujar Vani agak bergetar karena Ethan
masih dengan nafsunya mompain memek Vani. ”Hehehe demen banget liat lo
keluar kaya gitu Van. Betul-betul nafsuin. Tapi ini baru setengah jalan.
Gue bikin lo lebih kelonjotan lagi. Gue kentot lo sampai peju lo keluar
semua” kata Ethan.

Vani hanya bisa merutuk dalam hati, karena memang dia merasa keenakan
dientot Ethan dengan cara sekasar itu. Kemudian Ethan membalik tubuh
Vani agar terlentang dan bersandar di jok belakang. Kedua kaki Vani
diangkat dan mengangkang lebar sehingga Ethan bisa dengan jelas melihat
memek Vani yang chubby itu berleleran dengan peju Vani. ”Than, udahan
dulu ya. Gue lemes banget” Vani terengah-engah minta time-out. Tapi
bukan Ethan namanya kalo nurutin kemauan si cewek. Bagi Ethan, si cewek
harus digenjot terus sampai betul-betul lemes, baru disitu si cewek
dapat klimaksnya yang paling hebat. Tidak pedulian rengekan Vani, Ethan
langsung mengarahkan kontolnya ke memek Vani yang menganga, dan langsung
BLEESHH..!! Dengan mudahnya memek Vani menelan kontol Ethan.

”Hmmffpp..sshiitt..” Vani cuma bisa mengumpat perlahan karena tiba-tiba
saja (lagi) kontol Ethan sudah amblas kedalam memeknya. Ethan langsung
menggenjot Vani dengan kecepatan tinggi. SLLEPP…SLEEPP… SLLEPPP…SLEPP….
kontol Ethan keluar masuk memek Vani dengan cepat. Vani yang sudah lemes
dan kehabisa energy, tiba-tiba mulai merasakan sensasi horny lagi. ”Oh
shit..gue kok horny lagi. Lagi-lagi memek gue minta digaruk shhhh..”
mengumpat Vani dalam hati. Ethan yang kini berhadapan dengan Vani, bisa
melihat perubahan mimik muka Vani yang dari lemes dan ogah-ogahan,
menjadi mimik orang keenakan dan horny abis. ”Hehehe gue kata juga apa.
Elo memang harus dikentot terus, dasar memek lonte” ujar Ethan sambil
terus memompa memek Vani. Kedua tangan Ethan kini bertelekan di toked
Vani, dan meremasnya seperti meremas balon.

”AAHH…AHH…AHH..EEMMPPHH… .EKKHH….” erang Vani yang merem melek keenakan
dientot. Kali ini tidak sampai 10 menit diremes, seluruh otot tubuh Vani sudah
mengejang. Kedua tangan Vani memeluk dan mencakar punggung Ethan
kuat-kuat. Lenguhan yang keluar dari mulut Vani semakin keras.

”HOUUUHH….HOOOHH….UUUGGHHH …ENNAAKKKKK..TERUSSS THANN…. GENJOTTT TERUSS…. GUE AMPIIRR NEEHHH……..”.
”Woe, lonte, lo udah mo keluar lagi? Tunggu gue napa” damprat Ethan tapi
tetapi malah percepat genjotannya. Tanpa dapat dihalangi lagi, memek
Vani kembali berkedut-kedut keras dan meremas-remas kontol Ethan yang
berada didalamnya. Diiringi pekikan keras, Vani mencapai klimaksnya yang
kesekian.

”AAGGGHHHHHHHHHHHHH……….. ………GUE KLUUAARRR ……..”.

Vani merasakan gelombang kenikmatan yang luar biasa itu lagi, dan
seluruh tulangnya serasa diloloskan. ”Hhhh…..enak bangetttttt. Lemes
banget gue” membatin si Vani. nglihat Vani yang sudah keluar lagi, kali ini
si Ethan agak kesal karena dia sebenernya juga sudah hampir keluar. Tapi
kalo si cewek sudah nggak binal lagi, si Ethan merasa kurang puas.
”Sialan, lo Van. Main keluar aja lo. Kalo gitu gue entot diluar aja lo.
Di sini sempit banget”.

Maka Ethan langsung membuka pintu mobil, keluar dan menarik Vani keluar.
”Eh..eh.. apa-apaan ni Than. Gue mo dibawa kemana?” tanya Vani lemes.
“Kaki gue lemes banget Than, susah banget berdiri” tambah Vani. Ethan
langsung bopong Vani keluar dari mobil. Langsung dibawa kedepan mobil.
Lantas badan Vani ditenkurapkan di kap depan BMW-nya.

Posisinya betul-betul merangsang. Pinggang ke atas tengkurepan di kap
mobil, dengan kedua tangan terpentang. Kedua kaki Vani yang lemes
menjejak tanah, dibuka lebar-lebar pahanya oleh Ethan. Vani jengah
sekali karena kini dia bugil di tempat terbuka. Siapa saja bisa melihat
mereka. ”Than, balik dalam lagi aja yuk” ujar Vani sambil berupaya
berdiri. Tapi dengan kuatnya tangan Ethan menahan punggung Vani agar
tetap tengkurap di kap mobil, biar pantatnya tetap nungging. ”Kan
gue udah bilang, gue bakal kentotin lo sampai habis peju lo Van” ujar
Ethan yang nafsunya makin berkobar melihat posisi Vani.

Hawa dingin malam malah membuat Ethan merasa energinya kembali lagi.
Kedua tangan Ethan meremas bongkahan semok pantat Vani, dan membukanya
sehingga memek Vani yang masih berleleran peju ikut membuka. Ethan
langsung melesakkan kontolnya dalam-dalam ke memek Vani. ”AHHHH…” pekik
Vani tertahan.

Kali ini Ethan betul-betul seperti kesetanan. Tidak ada gigi 1, atau 2,
bahkan 3. Langsung ke gigi 4 dan 5. Genjotan maju mundurnya dilakukannya
sangat cepat, dan ketika menusukkan tongkolnya dilakukan dengan penuh
tenaga. PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK..bunyi pantat Vani yang beradu dengan
badan Ethan semakin keras terdengar. ”GILAAAA…ENAKKK BANGET NIH
memekKK…..” Ethan mengerang keenakan.

Tangannya mencengkram pantat Vani kuat-kuat, dan kepala Ethan mendongak
ke atas, keenakan. Vani yang mula-mula kesakitan, mulai terangsang lagi.
Entah karena kocokan Ethan, atau karena sensasi ngentot di areal
terbuka seperti ini. Perasaan seperti dilihat orang, membuat memek Vani
berkedut-kedut dan gatel lagi. Maka  desahannnya pun mulai terdengar.

”OUUUHHH….HHHMMFFPPPPP..….OHH H..UOOHHH…ENAK..ENAK..ENAAKKK ….” Vani meceracau.

Mendengar lenguhan Vani, Ethan tambah nafsu lagi ”Ooo.. lo demen
dikentot kasar gini ya Van..Gue tambahin lagi kalo gitu” kata Ethan
dengan nafas memburu. Jari-jari Ethan tetap mencengkram bongkahan montok
pantat Vani, Vani makin blingsatan dan makin heboh lenguhannya.

”GILAA LO THAN…UUHHHHHH.. UHH..UHH.. OUUUUUUHHHHHHH…..!

Vani sudah tidak bisa berkata-kata lagi, cuma lenguhan yang kluar dari
mulutnya. Ethan tidak sadar bahwa setelah hampir 10 menit mengocok Vani
dari belakang, Vani sudah dua kali keluar lagi. Vani yang sudah agak
lewat sensasi orgasmenya, mulai menyadari bahwa gerakan Ethan mulai
tidak beraturan dan tongkolnya jadi membesar. ”Oh shit, Ethan mo keluar.
Pasti dia pengen nyemprot dalam memek gue. Harus gue cegah” pikir Vani
panik. Tapi, pikiran tinggal pikiran. Badan Vani tidak mau diajak kerja
sama. Mulutnya meneriakkan ”THAAN, JANGAN NGECRET
DIDALLAMM….PLEASEE!!!”. Tapi Ethan yang memang sudah berniat
menyemprotkan pejunya dalam memek Vani, malah semakin semakin semangat
menggenjot dalam-dalam memek Vani. Vani sendiri karena memeknya semakin
disesaki oleh kontol Ethan yang membesar karena hendak ngecret, jadi
terangsang lagi dan langsung hendak ngecret juga.

Maka, ketika Ethan mencapai klimaksnya, tangannya mencengkram pantat
Vani kuat-kuat, dan kontolnya ditekan dalam-dalam dalam memek Vani,
Ethan meraung keras. “HMMUUUUAHHHHH….AAHHHH” cairan peju hangat Ethan
menyemprot berkali-kali dalam liang memek Vani. Vani pun bereteriak
keras ” OUUUAAHHHH….GUE KELUARRRRR….” dan pejunya pun ikut muncrat lagi.

Kedua mahluk lain jenis itu berkelonjotan menikmati setiap tetes peju
yang mereka keluarkan. Cairan peju Ethan dan Vani berleleran keluar dari
sela-sela jepitan kontol & memek Vani. Banyak sekali cairan yang
keluar meleleh dari memek Vani turun ke pahanya.

Ethan puas sekali bisa menembakkan pejunya dalam memek cewek sesexy
Vani. Apalagi si Vani ikutan keluar juga. ”Komplet dah” pikir Ethan.
Karena lemas, Ethan ikut tengkurap, menindih tubuh Vani di atas kap
mobil. kontolnya yang mulai mengecil, masih dibiarkan di dalam memek
Vani. Sedang Vani sendiri, masih memejamkan mata menikmati setiap
sensasi extasy kenikmatan orgasme yang masih menjalarinya seluruh
tubuhnya. Belum pernah ia ngentot sampai keluar lebih dari 4 kali
seperti ini. Apalagi sebelumnya dia sempat menolak. Rasa tengsin dan
malu mulai menjalar lagi, setelah gelombang kenikmatan orgasmenya
memudar.

Ethan yang masih menindihnya berkata ”Hehehe enak kan. Gue demen banget
ngentot sama lo Van. Betul-betul binal & liar. Memek lo ga ada
matinya, nyemprot peju mulu” kata Ethan seenaknya. Vani cuma bisa diam
dan ngedumel dalam hati. ”Udah, bangun lo. Anter gue pulang sekarang.
Berlebih banget nih gue bayarnya” ujar Vani ketus. ”Heheh ok..ok gue
udah dapet apa yang gue mau. Sekarang gue anter lo pulang” balas Ethan.

Ethan pun bangun dari punggung Vani dan beranjak ke pintu mobil dan
mulai memakai pakaian dan celananya. Tapi kemudian dia heran, kok si
Vani masih tengkurapan aja di kap mobil. ”Hei, katanya mo pulang. Kok
masih tengkurapan aja” tanya Ethan. Vani tidak menjawab, hanya terdenger
dengusan nafas saja. Ketika Ethan menghampiri, terlihatlah betapa
merahnya muka Vani, karena menahan malu. ”Than, bantuin gue bangun dong.
Kaki gue lemes banget. Selangkangan gue rasanya kaya masih ada yang
ngganjel” ujar Vani malu-malu. ”Hahaha…KO juga lo ya, cewe paling
bahenol di kampus” tawa Ethan membahana. Bertambahlah merahlah muka si
Vani. Ketika mau bopong Vani, tiba-tiba pikiran mesum Ethan keluar lagi.
Dikeluarkanlah HP-nya yang berkamera. Ethan ambil beberapa shot posisi
Vani yang mesum banget itu plus dua close up memek Vani yang berleleran
peju.

Karena Vani memejamkan mata untuk mengatur nafas, dia tidak sadar akan
tindakan Ethan. Akhirnya Ethan kasihan juga, tubuh Vani dibopong masuk
kedalam mobil. Bahkan dibantuin memakai pakaian dan roknya lagi. Tapi
ketika Vani meminta panty-nya, Ethan berkata ”Ini buat gue aja.
Kenang-kenangan. Lo ga usah pake aja. Memek lo butuh udara segar
kelihatannya, habis tadi gue sumpalin pake kontol gue terus”. ”Sial lo
Than. Ya udah, ambil dah sana” ketus Vani.

Vani langsung tertidur di kursi mobil. Baru terbagun ketika mobil Ethan
sudah sampai di depan pagar kos-kosan Vani. ”Lo bisa jalan ga Van? Kalo
masih lemes, gue papah deh masuk ke kamar lo. Itung-itung ucapan terima
kasih sudah mau ngentot ama gue malam ini hehe” kata Ethan nakal. Vani
tidak bisa menolak tawaran itu, karena memang dia masih merasa lemas
dikedua kakinya. Maka Ethan pun memapah Vani berjalan menuju kosnya.

Kamar Vani ada di lantai 2. Kamar-kamar di lantai 1 sudah pada tertutup
semua. Tidak ada penghuninya yang nongkrong di luar. Diam-diam Vani
merasa lega. Apa kata orang kalo dia pulang dipapah seperti ini. Kalo ga
dibilang lagi mabok, bisa dibilang yang enggak-enggak lainnya. Tapi
sialnya, ketika dilantai 2 mereka berpapasan dengan si Mirna yang baru
dari kamar mandi. Mirna yang selama ini jealous dengan kesexy-an Vani,
perhatiin Vani dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Tiba-tiba si Mirna ketawa sinis ”Napa lo Van”. ”Sedikit mabok Mir” jawab
Vani sekenanya. ”Mabok apa lo? Mabok peju kelihatannya” kata Mirna
nyelekit sambil mandangi paha Vani. Reflek Vani nengok kebawah, betapa
kagetnya Vani, karena dia baru sadar tadi belum bersihin leleran peju
Ethan dan pejunya sendiri. Lelehan peju mengalir dari dalam memek Vani,
sampai lututnya. Cukup banyak, sehingga kelihatan jelas.

PIASS! Muka Vani langsung memerah. Vani langsung berpaling, sedang Mirna terkekeh senang.
”Kalo elo kelihatannya malah kekurangan peju neh. Mana ada cowo yang
ikhlas kasi pejunya ke cewe kerempeng kayo elo?” tiba-tiba Ethan
nyeletuk pedes. Muka Mirna berubah dari merah, kuning sampai jadi ungu.
”Heh, gue juga punya cowok yang mau ngentot sama gue tanpa gue minta” balas Mirna ketus.
”Nah, berarti kan lo bedua sama, sama-sama butuh kontol & pejunya.
Napa saling hina. Urus aja urusan lo masing-masing, dan kenikmatan lo
masing-masing. Ga usah saling sindir” tandas Ethan.

Mirna langsung terdiam, dan ngloyor masuk dalam kamarnya. Vani sedikit
terkejut, ga nyangka kalo si bejat Ethan bisa ngomong cerdas seperti
itu. Betul-betul penyelamatnya. Setelah ditidurkan di ranjangnya Ethan
pamit ”Gue cao dulu ya Van. Thanks buat malam ini. Betul-betul sex yang
hebat. Baru kali ini gue ngrasain. Kalo lo pengen, call gue aja ya.
kontoll gue selalu siap melayani hehe”. ”Enak aja. Ini pertama dan
terakhir Than. Kapok gue naik mobil lo” balas Vani pedas.

Ethan cuma tartawa saja, lalu berbalik menutup pintu dan pergi.
Sebenarnya Vani merasakan hal yang sama dengan Ethan, betul-betul sex
yang luar biasa malam ini. Vani ragu-ragu, bila Ethan ngajak lagi, emang
dia bakal langsung nolak. Kok ga yakin ya? Sialan maki Vani pada diri
sendiri. Sekarang gue butuh tidur. Dalam sekejap Vani langsung terlelap,
tanpa berganti pakaian.. Gue kentot lo sampai peju lo keluar
semua” kata Ethan.

Vani hanya bisa merutuk dalam hati, karena memang dia merasa keenakan
dientot Ethan dengan cara sekasar itu. Kemudian Ethan membalik tubuh
Vani agar terlentang dan bersandar di jok belakang. Kedua kaki Vani
diangkat dan mengangkang lebar sehingga Ethan bisa dengan jelas melihat
memek Vani yang chubby itu berleleran dengan peju Vani. ”Than, udahan
dulu ya. Gue lemes banget” Vani terengah-engah minta time-out. Tapi
bukan Ethan namanya kalo nurutin kemauan si cewek. Bagi Ethan, si cewek
harus digenjot terus sampai betul-betul lemes, baru disitu si cewek
dapat klimaksnya yang paling hebat. Tidak pedulian rengekan Vani, Ethan
langsung mengarahkan kontolnya ke memek Vani yang menganga, dan langsung
BLEESHH..!! Dengan mudahnya memek Vani menelan kontol Ethan.

”Hmmffpp..sshiitt..” Vani cuma bisa mengumpat perlahan karena tiba-tiba
saja (lagi) kontol Ethan sudah amblas kedalam memeknya. Ethan langsung
menggenjot Vani dengan kecepatan tinggi. SLLEPP…SLEEPP… SLLEPPP…SLEPP….
kontol Ethan keluar masuk memek Vani dengan cepat. Vani yang sudah lemes
dan kehabisa energy, tiba-tiba mulai merasakan sensasi horny lagi. ”Oh
shit..gue kok horny lagi. Lagi-lagi memek gue minta digaruk shhhh..”
mengumpat Vani dalam hati. Ethan yang kini berhadapan dengan Vani, bisa
melihat perubahan mimik muka Vani yang dari lemes dan ogah-ogahan,
menjadi mimik orang keenakan dan horny abis. ”Hehehe gue kata juga apa.
Elo memang harus dikentot terus, dasar memek lonte” ujar Ethan sambil
terus memompa memek Vani. Kedua tangan Ethan kini bertelekan di toked
Vani, dan meremasnya seperti meremas balon.

”AAHH…AHH…AHH..EEMMPPHH… .EKKHH….” erang Vani yang merem melek keenakan
dientot. Kali ini tidak sampai 5 menit, seluruh otot tubuh Vani sudah
mengejang. Kedua tangan Vani memeluk dan mencakar punggung Ethan
kuat-kuat. Lenguhan yang keluar dari mulut Vani semakin keras.

”HOUUUHH….HOOOHH….UUUGGHHH …ENNAAKKKKK..TERUSSS THANN…. GENJOTTT TERUSS…. GUE AMPIIRR NEEHHH……..”.
”Woe, lonte, lo udah mo keluar lagi? Tunggu gue napa” damprat Ethan tapi
tetapi malah mempercepat genjotannya. Tanpa dapat dihalangi lagi, memek
Vani kembali berkedut-kedut keras dan meremas-remas kontol Ethan yang
berada didalamnya. Diiringi pekikan keras, Vani mencapai klimaksnya yang
kesekian.

”AAGGGHHHHHHHHHHHHH……….... ………GUE KLUUAARRR ……..”.

Vani merasakan gelombang kenikmatan yang luar biasa itu lagi, dan
seluruh tulangnya serasa diloloskan. ”Hhhh…..enak bangetttttt. Lemes
banget gue” membatin si Vani. Melihat Vani yang sudah keluar lagi, kali
si Ethan agak kesal karena dia sebenernya juga sudah hampir keluar. Tapi
kalo si cewek sudah nggak binal lagi, si Ethan merasa kurang puas.
”Sialan, lo Van. Main keluar aja lo. Kalo gitu gue entot diluar aja lo.
Di sini sempit banget”.

Maka Ethan langsung membuka pintu mobil, keluar dan menarik Vani keluar.
”Eh..eh.. apa-apaan ni Than. Gue mo dibawa kemana?” tanya Vani lemes.
“Kaki gue lemes banget Than, susah banget berdiri” tambah Vani. Ethan
langsung bopong Vani keluar dari mobil. Langsung dibawa kedepan mobil.
Lantas badan Vani ditenkurapkan di kap depan BMW-nya.

Posisinya betul-betul merangsang. Pinggang ke atas tengkuran di kap
mobil, dengan kedua tangan terpentang. Kedua kaki Vani yang lemes
menjejak tanah, dibuka lebar-lebar pahanya oleh Ethan. Vani jengah
sekali karena kini dia bugil di tempat terbuka. Siapa saja bisa melihat
mereka. ”Than, balik dalam lagi aja yuk” ujar Vani sambil berupaya
berdiri. Tapi dengan kuatnya tangan Ethan menahan punggung Vani agar
tetap tengkurap di kap mobil, sehinggu pantatnya tetap nungging. ”Kan
gue udah bilang, gue bakal kentotin lo sampai habis peju lo Van” ujar
Ethan yang nafsunya makin berkobar melihat posisi Vani.

Hawa dingin malam malah membuat Ethan merasa energinya kembali lagi.
Kedua tangan Ethan meremas bongkahan semok pantat Vani, dan membukanya
sehingga memek Vani yang masih berleleran peju ikut membuka. Ethan
langsung melesakkan kontolnya dalam-dalam ke memek Vani. ”AHHHH…” pekik
Vani tertahan.

Kali ini Ethan betul-betul seperti kesetanan. Tidak ada gigi 1, atau 2,
bahkan 3. Langsung ke gigi 4 dan 5. Genjotan maju mundurnya dilakukannya
sangat cepat, dan ketika menusukkan tongkolnya dilakukan dengan penuh
tenaga. PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK..bunyi pantat Vani yang beradu dengan
badan Ethan semakin keras terdengar. ”GILAA…ENAKKK BANGET NIH
memekKK…..” Ethan mengerang keenakan.

Tangannya mencengkram pantat Vani kuat-kuat, dan kepala Ethan mendongak
ke atas, keenakan. Vani yang mula-mula kesakitan, mulai terangsang lagi.
Entah karena kocokan Ethan, atau karena sensasi ngentot di areal
terbuka seperti ini. Perasaan seperti dilihat orang, membuat memek Vani
berkedut-kedut dan gatel lagi. Maka lenguhannya pun kembali terdengar.

”OUUHHH….HHHMMFFPPPPP….OHH H..UOOHH…ENAK..ENAK..ENAAKKK ….” Vani meceracau.

Mendengar lenguhan Vani, Ethan tambah nafsu lagi ”Ooo.. lo demen ya
dikentot kasar gini ya Van..Gue tambahin lagi kalo gitu” kata Ethan
dengan nafas memburu. Jari-jari Ethan tetap mencengkram bongkahan montok
pantat Vani, tapi bedanya kedua jari jempolnya dilesakkan kedalam
lubang pantatnya. Dan digerakkan berputar-putar didalamnya. Lubang
pantat Vani adalah juga merupakan titik sensitif bagi Vani, sehingga
mendatangkan sensasi baru lagi. Apalagi 2 jari jempol yang langsung
mengobok-oboknya. Vani makin blingsatan dan makin heboh lenguhannya.

”GILAA LO THAN…UUHHHHHH.. UHH..UHH.. OUUUUUUHHHHHHH…..!

Vani sudah tidak bisa berkata-kata lagi, cuma lenguhan yang kluar dari
mulutnya. Ethan tidak sadar bahwa setelah hampir 10 menit mengocok Vani
dari belakang, Vani sudah dua kali keluar lagi. Vani yang sudah agak
lewat sensasi orgasmenya, mulai menyadari bahwa gerakan Ethan mulai
tidak beraturan dan tongkolnya jadi membesar. ”Oh shit, Ethan mo keluar.
Pasti dia pengen nyemprot dalam memek gue. Harus gue cegah” pikir Vani
panik. Tapi, pikiran tinggal pikiran. Badan Vani tidak mau diajak kerja
sama. Mulutnya meneriakkan ”THAAN, JANGAN NGECRET
DIDALLAMM….PLEASEE!!!”. Tapi Ethan yang memang sudah berniat
menyemprotkan pejunya dalam memek Vani, malah semakin semakin semangat
menggenjot dalam-dalam memek Vani. Vani sendiri karena memeknya semakin
disesaki oleh kontol Ethan yang membesar karena hendak ngecret, jadi
terangsang lagi dan langsung hendak ngecret juga.

Maka, ketika Ethan mencapai klimaksnya, tangannya mencengkram pantat
Vani kuat-kuat, dan kontolnya ditekan dalam-dalam dalam memek Vani,
Ethan meraung keras. “HMMUUUUAHHHHH….AAHHHH” cairan peju hangat Ethan
menyemprot berkali-kali dalam liang memek Vani. Vani pun bereteriak
keras ” OUUUAAHHHH….GUE KELUARRRRR….” dan pejunya pun ikut muncrat lagi.

Kedua mahluk lain jenis itu berkelonjotan menikmati setiap tetes peju
yang mereka keluarkan. Cairan peju Ethan dan Vani berleleran keluar dari
sela-sela jepitan kontol & memek Vani. Banyak sekali cairan yang
keluar meleleh dari memek Vani turun ke pahanya.

Ethan puas sekali bisa menembakkan pejunya dalam memek cewek sesexy
Vani. Apalagi si Vani ikutan keluar juga. ”Komplet dah” pikir Ethan.
Karena lemas, Ethan ikut tengkurap, menindih tubuh Vani di atas kap
mobil. kontolnya yang mulai mengecil, masih dibiarkan di dalam memek
Vani. Sedang Vani sendiri, masih memejamkan mata menikmati setiap
sensasi extasy kenikmatan orgasme yang masih menjalarinya seluruh
tubuhnya. Belum pernah ia ngentot sampai keluar lebih dari 4 kali
seperti ini. Apalagi sebelumnya dia sempat menolak. Rasa tengsin dan
malu mulai menjalar lagi, setelah gelombang kenikmatan orgasmenya
memudar.

Ethan yang masih menindihnya berkata ”Hehehe enak kan. Gue demen banget
ngentot sama lo Van. Betul-betul binal & liar. Memek lo ga ada
matinya, nyemprot peju mulu” kata Ethan seenaknya. Vani cuma bisa diam
dan ngedumel dalam hati. ”Udah, bangun lo. Anter gue pulang sekarang.
Berlebih banget nih gue bayarnya” ujar Vani ketus. ”Heheh ok..ok gue
udah dapet apa yang gue mau. Sekarang gue anter lo pulang” balas Ethan.

Ethan pun bangun dari punggung Vani dan beranjak ke pintu mobil dan
mulai memakai pakaian dan celananya. Tapi kemudian dia heran, kok si
Vani masih tengkurapan aja di kap mobil. ”Hei, katanya mo pulang. Kok
masih tengkurapan aja” tanya Ethan. Vani tidak menjawab, hanya terdenger
dengusan nafas saja. Ketika Ethan menghampiri, terlihatlah betapa
merahnya muka Vani, karena menahan malu. ”Than, bantuin gue bangun dong.
Kaki gue lemes banget. Selangkangan gue rasanya kaya masih ada yang
ngganjel” ujar Vani malu-malu. ”Hahaha…KO juga lo ya, cewe paling
bahenol di kampus” tawa Ethan membahana. Bertambahlah merahlah muka si
Vani. Ketika mau bopong Vani, tiba-tiba pikiran mesum Ethan keluar lagi.
Dikeluarkanlah HP-nya yang berkamera. Ethan ambil beberapa shot posisi
Vani yang mesum banget itu plus dua close up memek Vani yang berleleran
peju.

Karena Vani memejamkan mata untuk mengatur nafas, dia tidak sadar akan
tindakan Ethan. Akhirnya Ethan kasihan juga, tubuh Vani dibopong masuk
kedalam mobil. Bahkan dibantuin memakai pakaian dan roknya lagi. Tapi
ketika Vani meminta panty-nya, Ethan berkata ”Ini buat gue aja.
Kenang-kenangan. Lo ga usah pake aja. Memek lo butuh udara segar
kelihatannya, habis tadi gue sumpalin pake kontol gue terus”. ”Sial lo
Than. Ya udah, ambil dah sana” ketus Vani.

Vani langsung tertidur di kursi mobil. Baru terbagun ketika mobil Ethan
sudah sampai di depan pagar kos-kosan Vani. ”Lo bisa jalan ga Van? Kalo
masih lemes, gue papah deh masuk ke kamar lo. Itung-itung ucapan terima
kasih sudah mau ngentot ama gue malam ini hehe” kata Ethan nakal. Vani
tidak bisa menolak tawaran itu, karena memang dia masih merasa lemas
dikedua kakinya. Maka Ethan pun memapah Vani berjalan menuju kosnya.

Kamar Vani ada di lantai 2. Kamar-kamar di lantai 1 sudah pada tertutup
semua. Tidak ada penghuninya yang nongkrong di luar. Diam-diam Vani
merasa lega. Apa kata orang kalo dia pulang dipapah seperti ini. Kalo ga
dibilang lagi mabok, bisa dibilang yang enggak-enggak lainnya. Tapi
sialnya, ketika dilantai 2 mereka berpapasan dengan si Mirna yang baru
dari kamar mandi. Mirna yang selama ini jealous dengan kesexy-an Vani,
perhatiin Vani dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Tiba-tiba si Mirna ketawa sinis ”Napa lo Van”. ”Sedikit mabok Mir” jawab
Vani sekenanya. ”Mabok apa lo? Mabok peju kelihatannya” kata Mirna
nyelekit sambil mandangi paha Vani. Reflek Vani nengok kebawah, betapa
kagetnya Vani, karena dia baru sadar tadi belum bersihin leleran peju
Ethan dan pejunya sendiri. Lelehan peju mengalir dari dalam memek Vani,
sampai lututnya. Cukup banyak, sehingga kelihatan jelas.

PLASS! Muka Vani langsung memerah. Vani langsung berpaling, sedang Mirna terkekeh senang.
”Kalo elo kelihatannya malah kekurangan peju neh. Mana ada cowo yang
ikhlas kasi pejunya ke cewe kerempeng kayo elo?” tiba-tiba Ethan
nyeletuk pedes. Muka Mirna berubah dari merah, kuning sampai jadi ungu.
”Heh, gue juga punya cowok yang mau ngentot sama gue tanpa gue minta” balas Mirna ketus.
”Nah, berarti kan lo bedua sama, sama-sama butuh kontol & pejunya.
Napa saling hina. Urus aja urusan lo masing-masing, dan kenikmatan lo
masing-masing. Ga usah saling sindir” tandas Ethan.

Mirna terus diam, dan ngloyor masuk dalam kamarnya. Vani sedikit
terkejut, ga nyangka kalo si bejat Ethan bisa ngomong cerdas seperti
itu. Betul-betul penyelamatnya. Setelah ditidurkan di ranjangnya Ethan
pamit ”Gue cao dulu ya Van. Thanks buat malam ini. Betul-betul sex yang
hebat. Baru kali ini gue ngrasain. Kalo lo pengen, call gue aja ya.
kontoll gue selalu siap melayani hehe”. ”Enak aja. Ini pertama dan
terakhir Than. Kapok gue naik mobil lo” balas Vani pedas.

Ethan cuma tartawa saja, lalu berbalik menutup pintu dan pergi.
Sebenarnya Vani merasakan hal yang sama dengan Ethan, betul-betul sex
yang luar biasa malam ini. Vani ragu-ragu, bila Ethan ngajak lagi, emang
dia bakal langsung nolak. Kok ga yakin ya? Sialan maki Vani pada diri
sendiri. Sekarang gue butuh tidur. Dalam sekejap Vani langsung terlelap,
tanpa berganti pakaian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blog sahabat, mungkin ada produk yang anda butuhkan :
obat pembesar penis obat pembesar alat vital pria obat perangsang priaobat kuat semenax obat pembesar alat vital gigimo

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.